LAPORAN PENELITIAN EVALUASI KEPALA SEKOLAH
di MTs NU 02 Al-Ma’arif Boja
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Total Quality Management
Dosen Pengampu : Bpk. Fahrurrozi
Oleh:
DEWI ISTIANA
073311029
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
LAPORAN PENELITIAN EVALUASI KEPALA SEKOLAH
di MTs NU 02 Al-Ma’arif Boja
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat kedua untuk mendidik anak setelah keluarga. Pada dasarnya sekolah sering di pandang sebelah mata oleh banyak orang. Sejak dulu, orang menganggap bahwa sekolah semata-mata hanya tempat untuk mencari ilmu pengetahuan yang dengan tujuan mendapat selembar ijazah. Anggapan salah tersebut terus berkembang hingga saat ini, padahal tujuan sekolah bukanlah itu saja.
Sekolah merupakan tempat dimana kita benar-benar dipersiapkan agar siap terjun dalam masyarakat. Sekolah juga dapat di jadikan media bersosialisasi dengan warga sekolah yang lain. Sekolah juga merupakan salah satu sarana membina putra-putri bangsa agar menjadi anak-anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Maka dari itu banyak sekolah yang berdiri, baik di desa maupun di kota dengan keunikannya masing-masing.
sekolah saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan sekolah pada jaman dulu. Hal ini tidak lain karena program wajib belajar sembilan tahun, tapi selain itu dari faktor individu juga banyak masyarakat yang memang sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Karena semakin banyaknya masyarakat yang membutuhkan pendidikan maka banyak pula sekolah-sekolah yang menyediakan wadah untuk itu, dari hal itulah persaingan antar sekolah terjadi. Persaingan itu terjadi karena dari masing-masing lembaga menjual mutu yang ditawarkan agar dikenal sebagai sekolah yang berkualitas dan tentunya akan menarik minat masyarakat untuk bersaing masuk dalam lembaga tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui layanan pendidikan bermutu dan berkualitas pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil.[1] Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.
Upaya yang terus menerus dilakukan dan berkesinambungan diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan bermutu dan berkualitas, yang dapat menjamin bahwa proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah sudah sesuai harapan dan yang seharusnya terjadi. Dengan demikian, peningkatan mutu pada setiap sekolah sebagai satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia secara nasional.
Berkualitas dan majunya suatu lembaga pendidikan tergantung pada kepemimpinan yang ada pada sekolah tersebut, karena kepala sekolah mempunyai tugas untuk meningkatkan mutu.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini adalah:
A. Bagaimana penerapan Total Quality Management pada MTs nu 02 al-ma’arif Boja
B. Bagaimana kinerja kepala sekolah di MTs nu 02 al-ma’arif Boja
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendapatkan gambaran mengenai penerapan Total Quality Management dan Efektivitas kinerja kepala sekolah terhadap proses pembelajaran siswa..
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk
1. Mengetahui kememadaian penerapan Total Quality Management pada MTs nu 02 al-ma’arif Boja.
2. Mengetahui pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap proses pembelajaran siswa..
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di harapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak antara lain :
1. Penulis
Selain berguna untuk laporan tugas akhir, penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan kinerja kepala sekolah terhadap proses pembelajaran siswa..
dan pemahaman penulis khususnya mengenai metode penelitian dan pengaruh serta diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dari mata kuliah Total Quality Management.
2. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan yang berhubungan tentang pengaruh penerapan Total Quality Management dalam kaitannya dengan pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap proses pembelajaran siswa..
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan informasi dan pembanding untuk penelitian selanjutnya, sehingga pengembangan ilmu dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkannya dan sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
BAB 11
PEMBAHASAN
Bagaimana penerapan Total Quality Management pada MTs nu 02 al-ma’arif Boja
Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni;[2]
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “ (Kid Sadgrove, 1995)[3]
Tinjauan atas Kualitas
Pada dasarnya pengertian kualitas itu meliputi suatu pengertian yang sangat luas dan memiliki arti yang bermacam-macam. Kualitas produk atau jasa merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk dapat menguasai pasar, karena kepekaan konsumen akan kualitas suatu barang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah dan jenis produk yang tersedia di pasar. Untuk memperjelas pengertian kualitas, berikut ini terdapat beberapa hal mengenai definisi kualitas.
Menurut Suyadi Prawirosentono (2000:6), mengemukakan bahwa
“kualitas suatu produk adalah suatu kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis, sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan”.
Selanjutnya pengertian kualitas menurut Juran (2003:53) adalah
”kualitas merupakan cocok atau sesuai untuk digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya”.
Sedangkan menurut Goetsch dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2003:4), mengemukakan bahwa
“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Dari definisi-definisi di atas, kata kualitas memiliki banyak pengertian, tetapi pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Di MTs ini Kepuasan pengguna jasa pendidikan merupakan factor yang sangat penting dalam TQM. Oleh sebab itu, identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial. Adapun langkah pertama TQM adalah memandang siswa/mahasiswa sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik. Dan memulai meningkatkan mutu melalui visi misi dan program-program yang telah di rencanakan.
Bagaimana kinerja kepala sekolah di MTs nu 02 al-ma’arif Boja
1. Kepemimpinan dalam pendidikan
Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menengah, kepala sekolah, dan pemimpin perguruan tinggi/rektorat) terhadap kualitas jasa pendidikan. Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinyu.[17] Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam memfokuskan dan memberi arahan pada wilayah dan sekolah. Merekalah yang memiliki visi masa depan, dan mereka jugalah yang berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau menerima visi itu sebagai miliknya. Ini mengacu pada tanggung jawab bersam. Para guru dan staf memiliki komitmen untuk mewujudkan visi tersebut.[18] Pemimpin perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, inisiatif, krativitas/originalitas, adaptabilitas/fleksibikitas, kemampuan kognitif, serta pengetahuan dan charisma. Kualitas manajerial pimpinan harus dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama, yang diperlukan untuk mengembangkan budaya TQM. Oleh sebab itu, keterlibatan langsung pemimpin lembaga pendidikan sangat penting.
2. Penilaian kenerja kepala sekolah di MTs nu 02 al-ma’arif Boja
Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengukuran kompetensi di atas serta mempertimbangkan instrument yang sesuai dengan focus penilaian. Dua hal utama yang harus diperhatikan ketika melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah, adalah waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian. Untuk kepentingan kelancaran penilaian kinerja dilakukan berdasarkan persiapan yang matang baik waktu. Instrument berdsarkan indicator kompetensi sudah dirumuskan dalam agenda penilaian.
3. Instrument penilaian kepala sekolah
Berikut ini adalah instrument untuk penilaian kepala sekolah di MTs nu 02 al-ma’arif Boja.:
4. Analisis dan tindak lanjut hasil penilaian kinerja kepala sekolah
Data yang diperoleh melalui instrument penilaian, kinerja selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik statistika sederhana. Tujuan pengolahan dan analisis data hasil penilaian adalah untuk memperoleh informasi sampai sejauhmana tingkat kinerja kepala sekolah berdasarkan indicator dan descriptor yang telah ditentukan. Atas dasar informasi tersebut diperoleh nilai derajat kinerja yang dinyatakan dalam angka yang dimaknai sebagai indeks nilai kinerja kepala sekolah.
Proses pengolahan dan analisis data hasil penilaian kinerja kepala madrasah dapat dijelaskan sebagai berikut :
Memeriksa hasil penilaian dengan cara memberi skor minimal 1 dan maksimal 4 sesuai dengan criteria penilaian. Pemeriksaan dilakukan terhadap hasil penilaian dari setiap res-ponden (guru, siswa, alumni, dan TU)
Menghitung total skor yang telah diperoleh yang dinilai dari responden sehingga ada empat skor.
Contoh : skor hasil penilaian kepala sekolah
-
NO.
Responden
nilai
1.
2.
3.
4.
Guru (G)
Siswa(S)
Staf tata usaha(TU)
Alumni(Al)
70
64
50
60
Menghitung indeks skor yang diperoleh kepala sekolah dari setiap responden dengan cara membagi total skor dengan jumlah pertanyaan. Misalkan dalam contoh table di atas jumlah pertanyaan sebanyak 20 butir. Maka indeks nilai yang diperoleh kepala sekolah dari guru adalah 3,5. indeks nilai dari siswa 3,2. indeks nilai dari TU adalah 3,2 dan indeks nilai dari alumni adalah 2,5. jika penilai dari setiap unsur lebih dari satu misalnya guru yang menilai ada 8 orang. Alumni ada 5 orang. Maka sebelum menentukan indeks nilai, skor hasil penilain dari guru dan alumni dibuatnya rata-ratanya.
Menghitung indeks nilai total dari empat responden penilaian dengan cara mengalikan indeks nilai setiap responden dengan bobot nilai masing-masing, kemudian hasilnya dijumlahkan dari semua jenis responden lalu dibagi 10. bobot nilai guru adalah 3, dari siswa adalah 3, dari TU adalah 2 dan dari alumni adalah 2. kita ambil contoh indeks nilai total yang dicapai, sebagai berikut: [(3,5 x 3) (3,2 x 3) (3,0 x 2) (2,5 x 2)] : 10
Menafsirkan indeks nilai total yang diperoleh pada langkah empat diatas dengan standar criteria yang digunakan. Telah dijelaskan bahwa indeks nilai (1) adalah rendah, indeks nilai (2) adalah cukup, indeks nilai (3) adalah tinggi, indeks nilai (4) adalah sangat tinggi.
Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah di MTs NU 02 Al-ma’arif boja termasuk tinggi sehingga layak diberi penghargaan.
Indeks kinerja kepala sekolah dapat dibuat lebih tajam dengan cara setiap dimensi / aspek yang dinilai diberi bobot masing-masing. Misalnya untuk dimensi pelaksanaan tupoksi diberi bobot 4, untuk dimensi komitmen dalam melaksanakan tugas diberi bobot 3, untuk dimensi hasil kerja diberi bobot 3. setelah itu dihitung indeks nilai untuk setiap dimensi setelah skor setiap dimensi dikalikan dengan nilai bobotnya. Indeks nilai total merupakan rata-rata nilai indeks dari ketiga dimensi tersebut setelah dikalikan bobot nilai.
III. PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penerapan Total Quality Management terhadap Efektivitas kinerja kepala sekolah Mts Boja. Maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Total Quality Management di Mts Boja telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner yaitu terdapat sekitar 99,29% yang menyetujui pernyataan-pernyataan tentang adanya fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, pemberdayaan karyawan, menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas dengan biaya paling ekonomis, jaminan kepemimpinan agar dapat mencegah kesalahan dan pemborosan, dapat menghasilkan produk dan jasa yang kompetitif.
2. Berdasarkan analisis kinerja guru maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah di MTs NU 02 Al-ma’arif boja termasuk tinggi sehingga layak diberi penghargaan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal. 2009. Manajemen Pengeloaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Yogyakarta: DIVA press
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000.Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Nasution, M, Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia
Penilaian kinerja kepala sekolah dan guru yang bekerja di swasta. www.diddasmen.org
Sukmadinata, Nana. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Rosdakarya.
http://www.koranpendidikan.com/artikel/1170/pentingnya-keberadaan-sekolah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar