Kamis, 10 Maret 2011

RESENSI

NEOMODERNISME DALAM PENDIDIKAN

RESENSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, M.Si

Disusun Oleh :

Dewi Istiana

073311029

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010




Neomodernisme Dalam Pendidikan

Resensator : Dewi Istiana

Judul : Pendidikan Neomodernisme ( Telaah Pemikiran Fazlul Rahman )

Penulis : M. Rikza Chamami, M.Si.

Penerbit : Walisongo Press

Tahun terbit : 2010

Tebal : 224

Neomoderisme memberikan model pembaharuan dalam fenomena fase perkembangan dunia Islam. Neomoderisme menawarkan bentuk pembaharuan dalam tubuh Islam yang masih tetap memegang teguh tradisi dan ajaran pokok agama Islam. Berbagai macam deskripsi dan analisa pada bab II, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kategori-kategori (pembaharuan) dan (berpikir bebas) menjadi unsur utama pemikiran islam yakni menyiapkan dasar dari pemikiran kembali yang direalisasikan oleh sarana pendidikan. Pada prinsipnya Rahman mengagumi dan menghormati tradisi intelektual sebagaimana diwariskan oleh ulama.prasyaratnya adalah bahwa pendidikan tidak dibebani oleh urusan-urusan dogma dan kekahawatiran tentang perubahan yang membayangi. Tujuan utamanya adalah ingin menunjukkan bahwa beberapa bagian dalam sejarah disiplin ilmu hokum dan filsafat politik kehilangan hubungan dengan etika Al-Qur’an. dalam konteks pendidikan, neomodernisme mencoba untuk memberikan revisi atas pola pendidikan yang sangat sekuler rasional.

Neomoderisme mencoba untuk mengembangkan sikap kritis terhadap Barat maupun terhadap warisan- warisan kesejahteraannya sendiri. Bila kedua hal tersebut tidak dikaji secara obyektif, maka keberhasilannya dalam mengahadapi dunia modern merupakan suatu hal yang menghadapi dunia modern merupakan suatu hal yang absurt, bahwa kelangsungan hidupnya sebagai muslim pun akan sangat meragukaan. Tetapi bila umat Islam dapat mengembangkan prasyarat keyakinan diri, tanpa mengalah kepada Barat secara membabi buta atau menafikannya, maka tugas utama mereka yang paling mendasaar adalah mengembangkan suatu metodologi yang tepat dan logis (sound) untuk mempelajari Al-Qur’an guna mendapatkan petunjuk bagi masaa depanya.

Fazlur Rahman mencoba mendialogkan antara sesuatu yang lama dengan baru. Neomodernisme yang coba dikembangkan Fazlur Rahman pada hakikatnya bertujuan untuk menjembatani elemen penting, yaitu tradisi dan modernisasi yang selama ini dipertentangkan oleh cendikiawan muslim. Sesuai apa yang telah dijelaskan tentang neomodernisme adalah mencoba menjembatani tradisi dan modernisasi, tradisi dan modernisasi seakan tidak pernah menjumpai titik temu. Karenanya, hal yang paling urgen dalam kaidah neomodernisme yaitu menghindarkan pembuangan warisan budaya lamadan menghiasinya dengan pola pembaharuan.

Rancang bangun pendidikan tradisional mempunyai harapan besar akan pelestarian budaya lama, karena warisan masa lalu sangatlah berarti bagi pengembangan di masa yang mendatang. Penddikan tradisional mencoba untuk mengarahkan pada garis transfer knowledge artinya, sebuah proses pendidikan yang difokuskan pada bentuk pemberdayaan sistemik dan belum memberikan keleluasaan pada peserta didik. Segala hal yang menyangkut kebijakan masih menjadi otoritas lambaga dan masih berpegang teguh pada buku pegangan yang dibuat oleh lembaga. Sehingga rangkaian pendidikan tradisional ini tidak akan mampu mendorong siswa untuk aktif.

Rasionalitas yang semula dianggap universal juga dibatalkan. Setelah modernisme, lahir juga dua aliran yang mempunyai tanggapan berbeda yaitu pasca modernisme skeptis dan pasca modernisme altermatif. Dan ini menjadi perdebatan para ahli pada waktu itu terutama pada feel negatif dan ancamannya. Dari situlah kemudian muncul istilah neo-modernisme yang mempunyai subtansi pencerahan “dunia pendidikan” dengan penyesuaian mas yang sedang berkembang. Metode suatu gerakan ganda Fazlur Rahman dapat diterapkan untuk memberi alternatif solusi atas problem-problem umat, termasuk problem pendidikan. Penerapan metode ini pada problem pendidikan telah dicontohkan oleh Rahman untuk kasus pendidikan di Pakistan melalui empat langkah sebagai berikut. Langkah pertama adalah identifikasi terhadap pendidikan umat Islam ketika itu. Langkah kedua adalah menemukan problem pendidikan di Pakistan. Langkah ketiga adalah mencari rujukan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Identifikasi terhadap pendidikan umat Islam di Pakistan yang dilakukan Fazlur Rahman, waktu itu telah ditemukan suatu problem utama, yaitu probem ideologis.

Pendidikan bagi Fazlur Rahman adalah pokok utama yang harus dikedepankan dalam semua bentuk pembaharuaan Islam. Model pendidikan ini cukup mampu menjembatani ketertinggalan dinamika pemikiran Islam atau Klaim kemandulan budaya piker masyarakat muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar