Pemimpin
memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi. Peranan yang dominan
tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja keamanan, kualitas kehidupan
kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Sebagaimana dikatakan
Hani Handoko bahwa pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu
kelompok organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. (Hani
Handoko. 1999;293)
Bagaimanapun
juga kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor
penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas
yang berhubungan dengan kepemimpinan kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan
tehnik-tehnik kepemimpinan efektif. Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut
leadership berarti being a leader power of leading. atau the qualities of
leader. (AS. Hornby. 1990)
Secara
bahasa, makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seseorang pemimpin
dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya
manajemen, kepemimpinan atau leadership telah didefinisikan oleh banyak para
ahli antaranya adalah Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang salain berhubungan dengan
tugasnya.
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen
mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lainnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. (AS. Hornby. 1990)
Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam
hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku
terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya (AS. Hornby. 1990).
Disinilah peranan kepemimpinan berpengaruh besar dalam pembentukan perilaku
bawahan. menurut Handoko, kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mencapai tujuan dan sasaran (T.Hani Handoko).
Kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah
harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes
dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat
mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan
tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin
tertinggi sangat berpengaruh dalam menentukan kemajuan sekolah harus mempunyai
kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan
tugasnya. Kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja
guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga
kependidikan. harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan
serta ketrampilan-ketrampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Suatu kenyataan kehidupan
organisasional bahwa pemimpin suatu organisasi memainkan peranan yang amat
penting, dan sangat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Seorang pemimpin baik individu maupun sebagai suatu
kelompok tidak mungkin dapat bekerja dengan sendiri. Pimpinan membutuhkan
kelompok orang lain yang disebut bawahan yang digerakkan sedemikian rupa
sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya kepada
organisasi. Pengabdian tersebut dapat direalisasikan dengan cara bekerja yang
efisien, efektif, dan produktif.
Ngalim Poerwanto mengutip beberapa definisi
kepemimpinan dari Prajudi Atmosudirdjo sebagai berikut :
1)
Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai
suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok
orang-orang untuk mencontohkannya atau mengikutinya, atau yang memancarkan
suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa
sehingga membuat sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
2)
Kepemimpinan adalah suatu seni (art),
kesanggupan (ability) atau teknik (technique) untuk membuat
sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau
simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau mentaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk
mengikutinya atau bahkan berkorban untuknya.
3)
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai
suatu bentuk persuasi suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu,
biasanya melalui .human relation. dan motivasi yang tepat, sehingga
mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerjasama dan membanting tulang untuk
memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan organisasi.
Hoy dan Miskel mengutip beberapa definisi dari beberapa sumber:
1) Kepemimpinan
adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat/watak seseorang yang
memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif.
2) Kepemimpinan
adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran organisasi untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran
organisasi.
3) Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi
menuju kepada penentuan dan pencapai tujuan.
Kepala
sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan.
Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala sekolah yang selalu berhak
menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih diutamakan fungsinya sebagai
pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa mendambakan profil pemimpin yang ideal
dan dapat dijadikan contoh bagi kelompok yang dipimpinnya, dikarenakan dunia
yang dipimpin adalah pendidikan. Maka kepala sekolah harus mampu menjadi contoh
bagi para tenaga kependidikan yang ada di sekolahnya.
Disamping
itu, kepala sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi siswa.
Berkenaan dengan hal ini kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin yang dapat
memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk meningkatkan rasa cinta
terhadap ilmu pengetahuan.
Berdasarkan
uraian singkat di atas, maka dapat dijelaskan karakteristik kepala sekolah
profesional, antara lain adalah sebagai berikut:
1)
Sabar dan penuh pengertian.
2)
Mampu menjadi tauladan.
3)
Mampu menjadi pendorong/motivator.
4)
Menguasai visi.
5)
Mempunyai komitmen yang jelas pada
proses peningkatan kualitas.
6)
Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan
dengan kualitas.
7)
Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai
perhatian kegiatan dan kebijakan lembaga/sekolah.
8)
Meyakinkan terhadap para pelanggan
(peserta didik, orang tua, dan masyarakat), bahwa terdapat “channel” cocok untuk menyampaikan harapan dan keinginannya.
9)
Pemimpin mendukung pengembangan tenaga
kependidikan.
10) Tidak
menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi bukti yang
kuat.
11) Pemimpin
melakukan inovasi terhadap sekolah
12) Menjamin
struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang jelas.
13) Mengembangkan
komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap penghalang, baik yang bersifat
organisasional maupun budaya.
14) Membangun
tim kerja yang efektif.
15) Mengembangkan
mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring dan evaluasi.
Pemimpin yang efektif digerakkan oleh tujuan-tujuan jangka panjang dan ia
memiliki cita-cita yang tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang
disekitarnya. Nabi Muhammad merupakan contoh paling nyata dalam hal ini.
Disamping tujuan ukhrawi, beliau senantiasa menyatakan bahwa kemenangan Islam
akan segera datang dan jazirah Arab akan dipenuhi dengan keamanan dan
kemakmuran. Bahkan beliau juga meletakkan visi yang membimbing bagi umat Islam
sepanjang masa, intinya bahwa masa depan ada ditangan Islam.
Kepemimpinan ini dirasa cocok apabila diterapkan pada saat ini, terutama
sekali di lembaga pendidikan Islam karena di dalam terkandung banyak efek
positif untuk kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Nilai-nilai humanisme,
otokratis, serba optimisme menjadi nilai-nilai lebih untuk kepemimpinan
disebabkan tipe ini mempunyai anggapan bahwa setiap individu mempunyai potensi
yang dapat dikembangkan.
Seorang pemimpin ditentukan untuk bisa menjadi uswah, yang menjadi figur
panutan. Ini memberikan perspektif bahwa terdapat kepemimpinan menurut Islam.
Sebagaimana dikemukakan oleh Vietzal Rivai, kepemimpinan menurut Islam harus
mempunyai prinsip: musyawarah, adil dan kebebasan berfikir.
a)
Musyawarah
Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip
yang harus diutamakan dalam kepemimpinan Islam. Al-Qur’an dengan jelas
menyatakan bahwa seorang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan
musyawarah dengan orang yang berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik
Melalui musyawarah memungkinkan
komunitas Islam akan turut serta berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan, dan sementara itu pada saat yang sama musyawarah dapat berfungsi
sebagai tempat untuk mengawasi tingkah laku para pemimpin jika menyimpang dari
tujuan semula. Jadi selain sebagai kontrol sosial, juga tempat sharing ide
serta tukar pendapat yang sangat bermanfaat bagi lembaga pendidikan.
b)
Adil
Pemimpin sepatutnya mampu memperlakukan
semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak, lepas dari suku
bangsa, warna kulit, keturunan, golongan strata di masyarakat ataupun agama.
Alqur’an memerintahkan setiap muslim dapat berlaku adil bahkan sekalipun ketika
berhadapan dengan para penentang mereka.
Keadilan sebagai pilar utama dalam
penetapan hukum, adalah keadaan penting untuk pengambilan kebijakan serta
sistem kerja yang dilakukan pemimpin. Seorang pemimpin diharuskan untuk tidak
membeda-bedakan bawahannya.
c)
Kebebasan
berfikir
Pemimpin yang baik adalah mereka yang
mampu memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk mampu menggunakan
kritiknya secara konstruktif mereka diberikan kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat atau keberatan mereka dengan bebas, serta harus dapat memberikan
jawaban atas setiap masalah yang mereka ajukan. Agar sukses dalam memimpin,
seorang pemimpin hendaknya dapat menciptakan suasana kebebasan berfikir dan
pertukaran gagasan yang sehat dan bebas, saling kritik dan menasehati satu sama
lain, sehingga para pengikutnya merasa senang mendiskusikan masalah atau
persoalan yang menjadi kepentingan bersama.
Ketiga prinsip tersebut di atas saling
bersinergi satu sama lain. Apabila salah satunya tidak dilaksanakan akan
menjadi kurang optimal kepemimpinan itu. Oleh karena itu diperlukan kerjasama (team work) diantara berbagai pihak yang
terkait yang solid untuk mewujudkannya.
Kepala sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam dunia
pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala sekolah yang
selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih diutamakan
fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa mendambakan profil
pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan contoh bagi kelompok yang dipimpinnya,
dikarenakan dunia yang dipimpin adalah pendidikan. Maka kepala sekolah harus
mampu menjadi contoh bagi para tenaga kependidikan yang ada di sekolahnya.
Disamping itu, kepala sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan
prestasi siswa. Berkenaan dengan hal ini kepala sekolah harus mampu menjadi
pemimpin yang dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk
meningkatkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat dijelaskan
karakteristik kepala sekolah profesional, antara lain adalah sebagai berikut:
Ø Sabar dan penuh pengertian.
Ø Mampu menjadi tauladan.
Ø Mampu menjadi pendorong/motivator.
Ø Menguasai visi.
Ø Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan kualitas.
Ø Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas.
Ø Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan
kebijakan lembaga/sekolah.
Ø Meyakinkan terhadap para pelanggan (peserta didik, orang tua, dan
masyarakat), bahwa terdapat “channel” cocok
untuk menyampaikan harapan dan keinginannya.
Ø Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.
Ø Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa
dilandasi bukti yang kuat.
Ø Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah
Ø Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang
jelas.
Ø Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap
penghalang, baik yang bersifat organisasional maupun budaya.
Ø Membangun tim kerja yang efektif.
Ø Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring dan
evaluasi.
Dalam implementasinya,
kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari tiga sifat kepemimpinannya
yakni demokratis, otokratik, dan laissez faire. Ketiga sifat tersebut
sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang leader, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-sifat
tersebut muncul secara situasional. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai leader mungkin bersifat demokratis dan laissez faire.
Berikut ini akan dikemukakan
satu persatu gaya-gaya kepemimpinan
tersebut di atas:
1)
Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Dalam
kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota kelompoknya. Baginya pemimpin adalah menggerakkan dan memaksa
seseorang. Kekuasaan pemimpin yang otokrasi hanya dibatasi oleh undangundang.
Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukkan dan memberi
perintah. Kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankannya, tidak boleh membantah ataupun
mengajukan saran.
2) Kepemimpinan Laissez Faire
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan tipe kepemimpinan
otoriter. Kepemimpinannya dijalankan
dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan
masing-masing. Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya menjadi hak sepenuhnya dari orang yang dipimpin, seluruh kegiatan
tersebut berlangsung tanpa dorongan,
bimbingan dan pengaruh dari pimpinan.
Pimpinan dalam gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah
menjaga dan menjamin kebebasan
tersebut serta menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan organisasi. Dalam kepemimpinan seperti ini setiap
terjadi kekeliruan atau kesalahan
maka pimpinan selalu berlepas tangan karena merasa tidak ikut serta menetapkan keputusan dalam setiap
kegiatan. Suasana kerja seperti ini akan menimbulkan berbagai hal negatif,
antara lain: menimbulkan kekacauan
dalam pelaksanaan tugas, karena pejabat bekerja secara masing-masing, anggota
kelompok tidak merasakan ada kepemimpinan dalam kelompoknya, apabila muncul masalah maka tidak pernah terpecahkan
sampai tuntas dan memuaskan, banyak
program atau pekerjaan tertunda.
3) Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin
yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator,
melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin
demokratis sering mengajak pengikutnya dalam mengambil keputusan, konsensus dan
pemberdayaan. Hubungan dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya melainkan sebagai saudara tua diantara saudara-saudara teman
sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggotanya
agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun ciri seorang pemimpin
yang demokratis adalah sebagai berikut :
a) Senang
menerima saran, pendapat dan kritikan dari bawahan
b) Mengutamakan
kerja sama dalam mencapai tujuan
c) Membuat
keputusan bersama dengan anggota kelompok
d) Menjelaskan
sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok
e) Feed
back dijadikan sebagai salah satu masukan yang berharga
TUGAS-TUGAS KEPEMIMPINAN
Berdasarkan
pengertian bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tingkah laku yang
mengandung indikasi serangkaian tugas penting seorang pemimpin yaitu:
1)
Mendefinisikan visi dan peranan organisasi
Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik
apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah
organisasi.
2)
Pemimpin merupakan pengejawatan tujuan organisasi
Dalam tugas ini pemimpin harus mengambil kebijaksanaan kedalam
tatanan atau keputusan terhadap sasaran untuk mencapai tujuan yang
direncanakan.
3)
Mempertahankan tujuan organisasi
Pemimpin bertugas untuk mempertahankan keutuhan organisasi
dengan melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu melalui
otoritas, peraturan, literally, melalui pertemuan dan koordinasi khusus
terhadap berbagai peraturan. Mengendalikan konflik internal yang terjadi dalam
organisasi
Pemimpin organisasi mempunyai kekuasaan tertentu yang dilimpahkan
kepadanya. Kekuasaan tersebut merupakan alat dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya. Oleh karena itu, agar tugas kepemimpinannya dapat berjalan
dengan baik maka digunakan strategi. Strategi yang dapat digunakan agar dapat
menjalankan kepemimpinannya, adalah:
a)
Pemimpin harus menggunakan strategi yang
fleksibel
b)
Pemimpin harus menjaga keseimbangan
dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek
c)
Pemilihan strategi harus yang memberikan
layanan terhadap lembaga
Kegiatan yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi.
Kepala
Sekolah sebagai Manager Pendidikan
ü Perencanaan (Planning)
ü Pengorganisasian
(Organizing)
ü Penggerakan
(Actuating)
ü Pengawasan
(Controlling)
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003), Cet.XII, h. 25-26.
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, hlm.. 26-27.